Pagi
ini, Rabu 24 Okt aku sangat antusias utk
mengikuti rihlah dg teman-teman seperjuangan. Meski waktunya sempat
diundur yg seharusnya ahad lalu.
Sebabnya, banyak dr teman-temanku yang terlibat dalam sebuah acara. Namun
sebenarnya ahad lalu itu aku tdk diberi
tahu kalau acaranya diundur dan sudah siap jg utk berangkat. Seperti tas
ransel, makanan, snek donut yg dibikinin Ibuku, dan perlengkapan lainnya.
Planningnya ke Pantai Nirwana saat itu. Tapi kok ada yang rancu ya. Setelah kuhubungi
kembali salah satu dr temanku, ternyata
acaranya memang diundur. He.
Okey,
Rihlah kami hari ini bersama seorang guru yang tidak pernah bosan dan lelah
menginspirasi kami tiap minggunya. Kesepakatan tempat berkumpul adalah di Mesjid Taqwa Mhmdyah Pasar
Raya ontime pukul 09.00 wib. Menurut rencana awal, masing-masing dr kami harus menuliskan
surat utk sdr2x nya dan surat utk guru. Selain itu juga, kami membawa kado
masing-masing tak terkecuali guru jg bawa kadonya. Semua agenda sudah disusun
dg baik.
Segala
sesuatunya sudah siap. Dengan mengucapkan Basmalah menggunakan motor akupun
berangkat pukul 08.15 wib. Sebelum itu aku diingatkan utk menjemput guru ke
sekolah, dan guru minta agar kita tdk terlambat beliau berpesan kl sdh sampai
di sekolah kirim sj pesan. Akupun menjemput guru ke sekolah tepat pukul 08.30
sudah berada disana. Ku layangkan pesan singkat memberi kabar tau kl aku sdh
sampai. Hmm,, seperti ga bakal terlambat sampai ditaqwa, sesuai dg batas waktu
yang ditentukan. Cuma butuh wktu 20 mnt.
Tapi
saat itu aku cuma punya 1 sms yang bs
dikirim krn pls ku belum diisi ulang. Sdh lbh 15 mnt stlh sms ku kirimkan, respon guru
kok blm jg datang ya. Akupun mulai gelisah, guru mana ya? Apa hp nya tinggal
dlm tas? Tp tak mungkin krn kami sdh janji sblmnya pasti guru standby di hp
nya. Oh barangkali guru tengah sibuk krn kebetulan kulihat siswa-siswa guru sdg
ada pelombaan. Sambil ku lanjutkan al’matsurat pagi yg belum tuntas, dan sambil
terlintas pikiran td, hp ku bergetar. Alhamdulillah akhirnya guru
menghubungiku. Pukul 08.55 wib, kamipun berangkat. J
Guruku
memang seorang yang sangat aktif. Terkadang ada hal-hal yang tdk sempat
dipersiapkannya saking banyaknya hal yang lain yang lebih penting untuk
disiapkan. Guru mempunyai 2 orang anak yang harus diperhatikan krn masih kecil.
Aku percaya dan yakin guru adalah serang yang pandai dan tepat dalam mengambil
keputusan dan disiplin. Aku banyak belajar hal tsb darinya.
Perjalanan
dilanjutkan. Aku lupa membawa helm utk guru. Ttapi itu tdk maslah, Allah
menunjukkan jalan pintas ke Pasar Raya tanpa harus melalui pos-pos polisi. Hehhe.
Kamipun sampai di Taqwa pukul 09.20 wib. Kulihat 3 sdr2x ku sdh berada
dilokasi. Hmm,,kami terlambat. Sesampai disana sepertinya guru ada yang mau dibeli dulu. Aku
dan tmn2x lainnya duduk menunggu di teras dlm msjd sambil jg menunggu
kedatangan tmn2x lainnya. Sambil bercengkrama, ternyata banyak dr tmn2x yg
harus pulkam ba’da zuhur hr ini berhubung Jum’at mau lebaran. Salah satu sdr ku
mengusulkan agar perjalanan rihlah qt ga usah jauh-jauh. Ke Pantai Padang saja
biar lebih efisien waktunya. Hmm aku menyarankan agar nanti kita sampaikan ke
guru. Sementara itu satu persatu sdr ku yang lainnya sampai. Kuperhatikan, ada
diantara mrkyang masih sibuk menggoreskan tinta penanya. Sepertinya masih ada
surat yg belum selesai. J
Gurupun
kembali, tapi kok tdk ada membawa apa-apa ya? Hmm aku segan jg bertanya.
Sebenarnya ingin kutawarkan bantuan. Tapi.. hm. Hehe. Kamipun langsung berembuk
ttg usulan sdrku td. Akhirnya lokasi
yang terpilih adalah Taman Melati. Kami berangkat dg berjalan kaki. Rombongan
Jleb yang anggun, dan aku semakin mengagumi mereka. J Sesampainya di Taman Melati, guru segera
membelikan kami tiket masuk. Sambil menunggu, teman2x termasuk aku jg sibuk
mengumpulkan duitnya. Tiket masuk kesana seharga Rp. 2.100/org. hmm, teman2xku
ini mmng benar2x tdk ingin menyusahkan guru, walau sebenarnya guru tdk merasa
disusahkan terutama ketika membayarkan tiket masuk. #serius Hehe. Karena sambil
memboncengi guru td kami sempat cerita-cerita ttg semangat guru pergi rihlah. Sampai-sampai
guru rela meninggalkan muridnya yg tengah mengikuti perlombaan di sekolah td.
Perjalananpun
dilanjutkan. Kami beramai-ramai masuk ke lokasi. Sambil melihat dan
memperhatikan kanan dan kiri, sepertinya meskipun Rabu, taman ini tetap ramai
oleh pengunjung. Kami sempat bingung, mana tempat yang pas utk memulai acara
saking penuhnya. Pilihanpun tertuju pada pepohonan rimbun yang dibawahnya
rerumputan hijau dihiasi dedaunan kering namun sangat sejuk untuk berdiam
disana. Lingkaranpun segera kami bentuk. Acara dimulai. Sdrku Faza sbg MCnya. Restu
pj mmbc qur’an, Zulfina pj game. Dan kami sbg yg menikmati. Hehehe.
Hmm
hmm, kudengar laporan dr etna, game nya
tdk jadi disiapkan krn kondisi tubuh saat itu tdk sht. Lalu, guru mengarahkan
wajahnya kpd ku, menayanyakan apakah aku ada menyiapkan game? “Ga ada guru, aku
tdk pny stok game yang menarik utk dimainkan” hehehe
Aduh,
tak terlukiskan betapa bahagianya perasaanku hari ini. Berkumpul dengan mereka
yang kusayang karena Allah. (Bergumam sendiri, Ya Allah jagalah selalu ukhuwah
ini dalam dekapan cinta-Mu bilkhusus jagalah semangat kami agar tetap berada
dalam dakwah dan semangat tarbiyah dr Mu).
Setelah
acara dibuka oleh faza. Lalu dilanjutkan dengan tartil yg dibacakan oleh restu,
(subhanallah hafalan beliau yg menjadi perhatianku. Bacaannya bersih dan
menyejukkan hatiku, apakah ini yang terakhir dapat kudengarkan? Krn mmg rihlah
ini digelar adalah dlm rangka perpisahan dngnnya dan 3 org lainnya pasca wisuda).
Setelah bacaannya selesai, dialnjutkan dg Taujih dr sang guru. Disana duru
berpesan agar kami tetap menjaga semngat tarbiyah dimanapun dan kapanpun dan
memiliki impian serta cita-cita besar.
Setelah
taujih berakhir, dikarenakan game nya tdk ada maka acara dilanjutkan dg tukar
kado. Sebelum pembagian tukar kado dimulai, guruku minta maaf yang
sedalam-dalamnya kpd kami, karna tdk sempat menuliskan surat untuk kami.
Dikarnakan kata guru hampir setiap malam beliau kerumah sakit utk mengobati
anggota keluarga yg sakit jadi tdk sempat mempersiapkan dg maksimal. Selain itu
guru jg minta maaf tdk sempat membelikan kadonya (barangkali td guru berusaha
mencarikan kadi yg sesuai tapi tdk menemukannya). hmm, bagi kami itu tdk
masalah. Yang penting hati senang J.
Acara
tukar kadopun digelar. Guru minta kado yang khusus guru, simbolis dl. Dengan syarat
yang mendapatkannya harus yang ada di Padang. Kalau yang dapat adalah yang
pergi ke luar daerah maka gulungan kertas tadi harus diganti atau dikocok
ulang. Kamipun mulai mengambil satu gulungan kertas yg berisi angka. Nanti akan
disesuaikan dengan angka yang sudah dituliskan dikado masing-masing. Kocokan pertama,
gagal. Karena guru mendapatkan angka simbolis. Kocokan kedua jg demikian. Hm hm,,,
hehehe… sempat kami semua tertawa. Gurupun ikut tertawa.
Kehangatan semakin
terasa. Kocokan ketiga berhasil. Zulfina mendapatkan angka simbolis dr guru. Aku
mendapatkan angka 5. Begitupun jg teman-teman yg lainnya. Faza mendapatkan
angka nomer 8. Beliau ini bahagia sekali, karena isi didalamnya payung …
katanya “Alhamdulillah aku dapat payung, ga perlu lagi beli payung yg kebetulan
payung ku dah ga bisa dipakai lagi” :D
Akupun
segera membuka bungkusan milikku. “Wah… Alhamdulillah celengan.. :D :D “ (tau
aja nih,,, aq memang sebenarnya mau belii celengan biar bs nabung) hheehee…
semua mendapatkan bungkusan dengan isi yang sesuai kebutuhannya. Semua bergembira.
Kami pun berfoto bersama.
Ada
yang tertinggal. Tadi kami juga sempat membagikan surat cinta. Akan tetapi,
surat cinta untuk guru tdk ada dibikin teman-teman. Hanya untuk sesame kami
saja. Tapi aku merasa ini ada kesalahpahaman informasi. Sebenarnya kami juga
menuliskan surat untuk guru. Hmm hanya aku yg memberikannya ke guru. Karena suratku
adalah satu untuk semua. Semoga saja bs mengobati kesedihan guru. Aku dapet 6
surat. Harusnya tujuh. Surat dr sdrku hana katanya nyusul. Hmm,, hehehe.
Acara
rihlah hari ini pun usai. Tepat adzan dzhuhur berkumandang, kami sudah sampai
lagi di mesjid Taqwa. Sesampainya di rumah aku ingin segera membaca surat-surat
td. Tapi sabar.. ku tahan obsesiku untuk itu krn aku harus bantu ibu dulu di
dapur. Setelah semuanya selesai. Tulisan inipun ku rangkai. Segera kubaca satu
demi satu surat yang tertulis. Subhanallah… mereka semakin ku cinta… mhn
maafkan aku yang mash belum sempurna mengisi hari-hari kita dalam bersaudara.
Masyithah,
ku cinta karena Allah mempertemukan kita.